Jumat, 06 Maret 2015

tarian nusantara "tari REMO"

   
      Seni tari adalah gerak terangkai yang berirama sebagai ungkapan jiwa atau expresi manusia yang di dalamnya terdapat unsur keindahan wiraga/tubuh, wirama/irama, wirasa/penghayatan, dan wirupa/wujud.

Pengertian tari menurut beberapa pakar:

  • Haukin menyatakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi sebagai ungkapan si pencipta (Haukins: 1990, 2).
  •  La Mery , bahwa ekspresi yang berbentuk simbolis dalam wujud yang lebih tinggi harus diinternalisasikan Untuk menjadi bentuk yang nyata.
  • Kamala Devi Chattopadhyaya. Tari adalah suatu instinct atu desakan emosi didalam diri kita yang mendorong kita untuk mencari ekspresi pada tari.
  • Sussanne K Langer :  tari adalah gerak ekspresi manusia yang indah. Gerakan dapat dinikmati melalui rasa ke dalam penghayatan ritme tertentu.
  • Corry Hamstrong : tari merupakan gerak yang diberi bentuk dalam ruang.
Tarian JAWA TIMUR yang paling terkenal adalah TARIAN "REMO"

         Tari Remo merupakan tari selamat datang khas Jawa Timur yang menggambarkan karakter dinamis Jawa Timur. Daerah-daerah yang menggunakan tarian ini diantaranya Surabaya, Jombang, Malang, dan Situbondo. Tarian ini dikemas sebagai gambaran keberanian seorang pangeran yang berjuang dalam sebuah medan pertempuran. Makanya sisi kemaskulinan penari sangat dibutuhkan dalam menampilkan tarian ini. Tarian yang dipromosikan sekitar tahun1900 ini, pernah dimanfaatkan oleh nasionalis Indonesia untuk berkomunikasi kepada masyarakat.
         Saat remo ditarikan selalu diiringi dengan musik gamelan dalam suatu gending yang terdiri dari bonang, saron, gambang, gender, slentem, siter, seruling, ketuk, kenong, kempul dan gong dan irama slendro. Biasanya menggunakan irama gending jula-juli Suroboyo tropongan. Tari remo dapat ditarikan dengan gaya wanita atau gaya pria, baik ditampilkan secara bersama-sama atau bergantian. Biasanya tari ini di tampilkan sebagai tari pembukaan dari seni ludruk atau wayang kulit.
BUSANA yang digunakan pada tari REMO
Busana gaya surabayan
          Busana ini terdiri dari ikat kepala merah, baju tanpa kancing yang berwarna hitam dengan gaya kerajaan pada abad ke-18, celana sebatas pertengahan betis yang dikait dengan jarum emas, sarung batik Pesisiran yang menjuntai hingga ke lutut, setagen yang diikat di pinggang, serta keris yang menyelip di belakang. Penari memakai dua selendang, yang satu dipakai di pinggang dan yang lain disematkan di bahu, dan masing-masing tangan penari memegang masing-masing ujung selendang. Selain itu, terdapat pula gelang kaki berupa kumpulan lonceng yang dilingkarkan di pergelangan kaki.
Busana Gaya Sawunggaling
         Pada dasarnya busana yang digunakan sama dengan gaya Surabayan, akan tetapi perbedaannya adalah penggunaan kaus putih berlengan panjang sebagai ganti dari baju hitam kerajaan.
Busana Gaya Malangan
         Busana gaya Malangan pada dasarnya juga sama dengan busana gaya Surabayan, tetapi yang membedakannya yaitu celananya yang panjang hingga menyentuh mata kaki serta tidak disemat dengan jarum.
Busana Gaya Jombangan
         Busana gaya Jombangan pada dasarnya sama dengan gaya Sawunggaling, namun perbedaannya adalah penarinya tidak menggunakan kaus tetapi menggunakan rompi.
Busana Remo Putri
         Remo Putri memiliki busana yang berbeda dengan gaya remo asli. Para penari memakai sanggul, memakai mekak hitam menutupi bagian dada, memakai rapak untuk menutup bagian pinggang sampai ke lutut, serta hanya menggunakan satu selendang saja yang disemat di bahu.
          Gerakan kaki yang rancak dan dinamis menjadi karakteristik yang paling utama. Gerakan ini didukung dengan adanya lonceng-lonceng yang dipasang di pergelangan kaki. Lonceng ini berbunyi saat penari melangkah atau menghentak di panggung. Selain itu, karakteristik yang lain yakni gerakan selendang atau sampur, gerakan anggukan dan gelengan kepala, ekspresi wajah, dan kuda-kuda penari membuat tarian ini semakin atraktif. Meskipun tari remong dulunya seni tari yang digunakan sebagai pembuka dalam pertunjukan ludruk. Namun seiring berjalannya waktu, fungsi dari tari remong pun mulai beralih dari pembuka pertunjukan ludruk, menjadi tarian penyambutan tamu, khususnya tamu–tamu kenegaraan.
MAKNA-MAKNA GERAKAN di TARIAN REMO
GEDRUG
       Sebagai symbol manusia mulai mengenal bumi tempat ia dilahirkan dan mengarungi kehidupan. Gedrug adalah gerakan kaki (terpusat pada hentakan tumit kanan) menghentak bumi, sebagai pelambang kesadaran manusia atas daya hidup yang ada di bumi, bahwa bumi sebagai sumber hidup yang perlu dipahami adanya. KIPATAN SAMPUR Merupakan symbol dari perlindungan diri, sampur sebagai alat untuk menjauhkan diri dari segala pengaruh negative atau pengaruh buruk. Adapula yang mengartikan bahwa kipatan sampur sebagai symbol membuang hal yang buruk atau negative.

GENDEWA
      Sebagai symbol melajunya anak panah yang sedang dilepaskan dari busur. Digambarkan bahwa gerak langkah manusia yang secepat anak panah sedang dilepas dari busurnya. Makna lain yang tersirat dalam ragam gerak gendewa ini adalah bahwa dalam melaksanakan kehidupan ini, manusia berupaya melepaskan pengalamannya untuk diturunkan kepada orang lain. Adapula yang mengartikan tentang symbol kewaspadaan seseorang terhadap zat-zat atau berbagai pengaruh yang ada di sekitarnya.

NGORE REKMO
      Ngore adalah mengurai, rekmo adalah rambut. Dalam gerak tari ngore rekmo ini dimaksudkan sebagai symbol merias diri, terutama gambaran seseorang sedang menata rambut. NEBAK BUMI Sebagai symbol adanya bumi dan langit yang mengitari kehidupan manusia, keterikatan antara bumi dan langit dan adanya ruang diantara bumi dan langit yang dijadikan tempat untuk machluk hidup. Ruang tersebut sebagai sebuah daya yang saling berhubungan, saling mengisi dan saling mempengaruhi. Bahwa bumi dan langit merupakan dua kondisi alam yang tak dapat dilepaskan dalam kehidupan semua machluk hidup yang ada diantaranya.

TATASAN
      Diibaratkan sebagai kemampuan seseorang dalam menangkap sesuatu yang sedang membahayakan dirinya.

CEKLEKAN 
      Diibaratkan sebagai ranting-ranting pohon yang patah. Gerak ceklekan ini terpusat pada kesan patah-patah pada siku.

TRANJALAN 
      Ada yang menyebutnya dengan nama gobesan. Nama gobesan biasa digunakan dalam wayang topeng malangan. Isi geraknya tidak jauh dari penggamabaran tentang solah busana, adapula yang menyebutnya dengan istilah ngudisarira. Tranjalan mempunyai makna bahwa manusia hidup selalu berupaya memelihara diri sendiri, membersihkan dirinya dari segala kotoran, yaitu kotoran yang berbentuk debu (zat mati) ataupun kotoran yang berupa zat hidup yang negative yang mempengaruhi sifat maupun prilaku manusia.

TEPISAN 
      Merupakan symbol dari gerakan kecekatan tangan dalam melindungi tubuh dari unsure negative. Munali Fatah mengisinya dengan motif gerak tumpangtali yang tehnik geraknya bersumber dari tumpangtalinya pada tarian klana bagus dan sejenisnya (gaya tari Surakarta). Tepisan ini merupakan symbol menyaturkan daya linuwih (kekuatan lain) yang diberikan alam kepada diri manusia yang dapat terujudkan melalui gesekan kedua telapak tangan. Gerakan ini dilakukan didepan perut, karena dalam perut tersebut pusat lumbung udara yang didapatkan dari pertemuan antara udara yang dihirup dari luar dan udara yang ada dalam tubuh manusia.

NGLANDAK 
      Merupakan symbol gerak yang menirukan prilaku binatang landak. KENCAK Merupakan symbol gerak yang menirukan prilaku binatang kuda, hal ini mirip dengan kuda kencak, mengapa disebut dengan kuda kencak, karena kuda tersebut dapat menari-nari, gerakannya antara lain diseputar junjungan kaki yang depan dan gerakan bergeser kearah samping (nyelereg). Depakan-depakan kaki kuda yang bergerak kearah samping inilah kemungkinan besar mengilhami gerak kencak pada tari ngremo. Gerakan semacam ini sudah ada pada gerak tariannya ludruk besut atau yang dikenal pula dengan nama seniti. Motif gerakan serupa juga terdapat pada tari jaranan yang berkembang subur di daerah Kediri – Tulungagung – Trenggalek.

KLEPATAN 
      Diibaratkan sebagai upaya manusia untuk menghindar dari segala bahaya yang mengenai dirinya, untuk itu ia perlu mengetahui dan waspada terhadap segala sesuatu yang berada disekitarnya yang berusaha mendepat pada dirinya. Dijelaskan bahwa segala sesuatu itu bias berupa ujud fisik yang Nampak secara nyata, adapula ujud abstrak yang mengenai dirinya dengan tidak dapat Nampak oleh penglihatan tetapi dapat dirasakan adanya.

TELESIK (TELESIKAN) 
      Diibaratkan seperti pergeserran benda-benda kecil (pasir, dedaunan, ranting) yang terdorong angin. Dalam hal ini mengisyaratkan bahwa disekitar manusia ini terdapat suatu daya yang mampu membawa perubahan diri manusia. Udara merupakan unsure yang perlu dipahami sebagai sesuatu yang mampu membentuk dan mengubah kehidupan.

BUMI LANGIT 
      Gerak bumi langit ini mengandung makna kesadaran terhadap daya hidup yang ditimbulkan oleh bumi dan langit. Diantara bumi dan langit itu manusia berada untuk melaksanakan kehidupannya atas kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa.
SEPERTI INI CONTOH GAMBAR TARIAN REMO

       TARI REMO yang di bawakan oleh wanita

 TARI REMO yang di bawakan oleh lelaki

Pesan saya bagi para remaja sekarang cintailah kesinian mu sendiri,belajarlah!
dengan mencintai kesenian seperti seni tari kita berarti sudah melestarikan budaya kita.Kalau budayanya di akui negara lain marah,tapi tidak mau melestarikan budayanya sendiri.
bukan salahya negara yang mengambil jika di akui,sebab budayanya sendiri tidak di banggakan.
Para remaja belajar kesenianmu sendiri ya .!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar